Monday, February 1, 2016

BURUNG KUNTUL BELANG

Kuntul belang (Ardea picata) adalah spesies burung kuntul dalam famili Ardeidae. Burung ini tersebar di Australia, Sulawesi Selatan Papua, Maluku dan Kepulauan Tanimbar.

BURUNG PAOK BAKAU

Paok bakau (Pitta megarhyncha) adalah spesies burung paok dalam famili Pittidae. Burung ini tersebar di pesisir barat Malaysia, dari Sunderbans sampai Singapura. Di Indonesia, paok bakau pernah tercatat ke selatan melewati Kepulauan Riau, dataran rendah Sumatera sebelah timur, dan Pulau Bangka.

BURUNG GAGAK HUTAN

Gagak hutan (bahasa Latin: Corvus enca) adalah spesies burung dari keluarga Corvidae, dari genus Corvus. Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah lembut, mengkudu, Ficus, pepaya, kumbang, serangga, kada yang memiliki habitat di hutan, tepi hutan, pesisir, tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Gagak hutan memiliki tubuh berukuran besar (45 cm). Berwarna hitam, tidak semengkilap Gagak kampung. Paruh ukuran besar. Terbang dengan kepakan pendek-pendek. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam. Hidup berpasangan atau kelompok kecil. Umumnya pemalu. Suka bertengger di ranting pada pohon besar dan tinggi.

Sarang berukuran besar tidak rapi, dari tumpukan ranting, pada puncak pohon tinggi. Telur berwarna biru berbintik hitam, jumlah 3-4 butir. Berbiak bulan November-Mei.

BURUNG GELATIK JAWA

Gelatik jawa atau Padda oryzivora adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang lebih kurang 15cm, dari suku Estrildidae. Burung gelatik Jawa memiliki kepala hitam, pipi putih dan paruh merah yang berukuran besar. Burung dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki merah muda dan lingkaran merah di sekitar matanya.

Burung jantan dan betina serupa. Burung muda berwarna coklat. Burung ini endemik dari Indonesia dan di alam ditemukan di hutan padang rumput, sawah dan lahan budidaya di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sekarang, spesies ini dikenali di banyak negara di seluruh dunia sebagai burung hias.

Perilakunya senang berkelompok dan cepat berpindah-pindah. Pakan utama burung ini adalah bulir padi atau beras, juga biji-bijian lain, buah, dan serangga. Burung betina menetaskan antara empat sampai enam telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua tetuanya. Spesies ini merupakan salah satu burung yang paling diminati oleh para pemelihara burung.

Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta terbatasnya ruang hidup burung ini menyebabkan populasi gelatik Jawa menyusut pesat dan terancam punah di habitat aslinya dalam waktu singkat. Sekarang telah sulit untuk menemukan gelatik di persawahan atau ladang.

BURUNG JULANG EMAS

Julang emas (bahasa Latin: Aceros undulatus) adalah spesies burung dari keluarga Bucerotidae, dari genus Aceros. Burung ini merupakan jenis burung pemakan buah-buahan, Ficus, kepiting, kodok yang memiliki habitat di hutan dataran rendah, perbukitan. tersebar sampai ketinggian 2.000 m dpl. Julang emas memiliki tubuh berukuran besar (100 cm). Punggung, sayap, perut hitam. Ekor putih.

Burung jantan : Kepala krem. Bulu harus kemerahan bergantung dari tengkuk. Kantung leher kuning tidak berbulu dengan setrip hitam.

Burung betina : Kepala dan leher hitam. Kantung leher biru. Iris merah, paruh kuning dengan tanduk kecil kerenyut, kaki hitam. Terbang dengan kepakan sayap yang berat dan suara keras. Terbang berpasangan atau dalam kelompok kecil.

Sarang berupa lubang pohon yang ditutupi kotoran, dengan betina terkurung didalamnya. Telur berwarna putih berbintik merah dan coklat, jumlah 1-2 butir. Berbiak bulan Juli-September.

BURUNG RAJAWALI TOTOL

Rajawali totol (Aquila clanga) adalah jenis rajawali yang berhabitat di hutan dataran rendah dengan lingkup penyebaran dari Eropa sampai Asia. Wilayah berkembang biak dari Finlandia sampai Tiongkok.

Pada musim dingin rajawali ini bermigrasi ke Jepang, Korea Selatan, Cina daratan, Hongkong, Taiwan, Pakistan, India, Nepal, Bhutan, Bangladesh, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Semenanjung Malaysia, Singapura dan Indonesia khususnya Sumatera. Tubuh rajawali totol berukuran sekitar 62-74 cm.

Rajawali ini berbulu gelap pucat dengan bulu-bulu terbang pucat yang ramping. Sayap bagian bawah umumnya lebih gelap daripada bulu-bulu terbang. Anak rajawali ini memiliki garis melintang dengan bintik-bintik putih pada sayap bagian atas.

BURUNG BELIBIS POLOS

Belibis polos (Dendrocygna javanica) atau belibis batu adalah spesies burung dari keluarga Anatidae, dari genus Dendrocygna. Belibis polos merupakan burung pemakan tumbuh-tumbuhan, vertebrata yang berhabitat di danau, rawa, hutan mangrove, sawah.

Tubuh berukuran sedang (41 cm). Warna coklat kemerahan, sangat mirip dengan Belibis kembang: Mahkota gelap. Kepala dan leher kuning kebo. Punggung coklat. Bagian bawah coklat kemerahan. Perbedaan dengan Belibis kembang: ukuran lebih kecil, tak ada warna hitam dan putih pada bulu tepi.

Iris coklat, paruh hitam, kaki abu-abu gelap. Terbang dengan bersuara berisik. Sering dalam jumlah yang banyak. Sarang berupa tumpukan rumput, pada tepi paya, sungai, atau di lubang pohon. Telur berwarna krem, jumlah 8-10 butir. Berbiak bulan Februari, Maret, September, November.

BURUNG JALAK BALI

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm[1], dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali sebagai Curik Ketimbang Jalak.[2] Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. 

Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa. Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. 

Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang. Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. 

Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912. Karena penampilannya yang indah dan elok, jalak Bali menjadi salah satu burung yang paling diminati oleh para kolektor dan pemelihara burung. 

Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta daerah burung ini ditemukan sangat terbatas menyebabkan populasi burung ini cepat menyusut dan terancam punah dalam waktu singkat. Untuk mencegah hal ini sampai terjadi, sebagian besar kebun binatang di seluruh dunia menjalankan program penangkaran jalak Bali.